Jumat, 07 Desember 2012

DNA


DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik dan berfungsi untuk
mengatur perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan secara seluler. DNA
terdapat pada nukleus, mitokondria dan kloroplas. Perbedaan di antara ketiganya
adalah: DNA nukleus berbentuk linear dan berasosiasi sangat erat dengan protein
histon, sedangkan DNA mitokondria dan kloroplas berbentuk sirkular dan tidak
berasosiasi dengan protein histon. Selain itu, DNA mitokondria dan kloroplas
memiliki ciri khas, yaitu hanya mewariskan sifat-sifat yang berasal dari garis ibu.
Hal ini sangat berbeda dengan DNA nukleus yang memiliki pola pewarisan sifat dari
kedua orang tua. Dilihat dari organismenya, struktur DNA prokariot berbeda dengan
struktur DNA eukariot. DNA prokariot tidak memiliki protein histon dan berbentuk
sirkular, sedangkan DNA eukariot berbentuk linear dan memiliki protein histon (Klug
& Cummings 1994: 315--316; Raven & Johnson 2002: 94).
DNA memiliki struktur pilinan utas ganda yang antiparalel dengan
komponen-komponennya, yaitu gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat, dan
pasangan basa. Pasangan basa pada DNA terdiri atas dua macam, yaitu basa purin
dan pirimidin. 'Basa purin terdiri atas adenin (A) dan guanin (G) yang memiliki
struktur cincin-ganda, sedangkan basa pirimidin terdiri atas sitosin (C) dan timin (T)
yang memiliki struktur cincin-tunggal. Ketika Guanin berikatan dengan Sitosin,
maka akan terbentuk tiga ikatan hidrogen, sedangkan ketika Adenin berikatan
dengan Timin maka hanya akan terbentuk dua ikatan hidrogen. Satu komponen
pembangun (building block) DNA terdiri atas satu gula pentosa, satu gugus fosfat
dan satu pasang basa yang disebut nukleotida (Lewis 2003: 176--178).
Sebuah sel memiliki DNA yang merupakan materi genetik dan bersifat herediter
pada seluruh sistem kehidupan. Genom adalah set lengkap materi genetik (DNA)
yang dimiliki suatu organisme dan terorganisasi menjadi kromosom. (Human
Genome Project 2005: 1)
- DNA juga dapat diisolasi, baik pada manusia maupun pada tumbuhan. DNA
manusia dapat diisolasi melalui darah. Darah manusia terdiri atas plasma
darah, globulus lemak, substansi kimia (karbohidrat, protein dan hormon), dan
gas (oksigen, nitrogen dan karbon dioksida). Plasma darah terdiri atas eritrosit
(sel darah merah), leukosit (sel darah putih) dan trombosit (platelet).
Komponen darah yang diisolasi yaitu sel darah putih. Sel darah putih dijadikan
pilihan karena memiliki nukleus, di mana terdapat DNA di dalamnya. DNA pada
tumbuhan juga dapat diisolasi, contohnya pada tumbuhan bawang merah (
Allium cepa) dan pada pisang (Musa sp.) (Kimball 2005: 8; Kent & Carr 2001:
317).
- Isolasi DNA memiliki beberapa tahapan, yaitu: 
- 1. Isolasi jaringan
- 2. Dinding dan membran sel dilisiskan
- 3. Diekstraksi dalam larutan
- 4. Dipurifikasi
- 5. Dipresipitasi
Prinsip-prinsip dalam melakukan isolasi DNA ada 2, yaitu sentrifugasi dan
presipitasi. Prinsip utama sentrifugasi adalah memisahkan substansi berdasarkan
berat jenis molekul dengan cara memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi
yang lebih berat akan berada di dasar, sedangkan substansi yang lebih ringan akan
terletak di atas. Teknik sentrifugasi tersebut dilakukan di dalam sebuah mesin yang
bernama mesin sentrifugasi dengan kecepatan yang bervariasi, contohnya 2500
rpm (rotation per minute) atau 3000 rpm (Kimball 2005: 4; Lewiston 2002:1--3;
LPCH 2005: 2).
Ada 5 tahap untuk melakukan isolasi DNA, yaitu: isolasi jaringan, pelisisan dinding
dan membran sel, pengekstraksian dalam larutan, purifikasi, dan presipitasi.
Tahap pertama yang dilakukan yaitu mengisolasi jaringan yang ingin digunakan,
yaitu darah.
Tahap selanjutnya yaitu melisiskan dinding dan membran sel dengan larutan pelisis
sel darah merah. Setelah dilakukan inkubasi, darah yang telah bercampur dengan
pelisis sel darah merah tersebut lalu disentrifugasi selama 10 menit dengan
kecepatan 2500 rpm. Selanjutnya supernatan yang terbentuk dibuang dan
kemudian dilakukan ekstraksi di dalam larutan. Hal tersebut bertujuan agar didapat
ekstrak nukleus sel darah putih.
Tahap berikutnya adalah purifikasi. Tahap ini bertujuan untuk membersihkan sel
darah putih dari zat-zat lainnya, dan tahap terakhir, yaitu presipitasi bertujuan
untuk mengendapkan protein histon, sehingga untai-untai DNA tidak lagi
menggulung (coiling) dan berikatan dengan protein histon, yang menyebabkan DNA
menjadi terlihat (Kimball 2005: 4; Lewiston 2002:1--3; LPCH 2005: 2).
Tahap isolasi jaringan; untuk mengisolasi jaringan sel darah putih, maka darah yang
masih memiliki komponen-komponen lengkap perlu dipisahkan satu dengan lainnya
sehingga yang tersisa hanya sel darah putih. Karena itu ke dalam tabung yang
berisi darah diberikan larutan pelisis sel darah merah yang merupakan larutan
hipotonis. Karena larutan tersebut hipotonis, maka akan terjadi hemolisis. Larutan
pelisis sel darah merah terdiri atas EDTA (ethylenediamine tetraacetic acid) yang
akan membentuk kompleks (chelate) dengan ion logam, seperti Mg2+ yang
merupakan kofaktor DNAse. Selanjutnya tabung dibolak-balik denan gerakan
memutar yang membentuk angka 8 agar larutan dapat menyatu dengan sempurna
selama 10 menit. Darah yang telah bercampur dengan pelisis sel darah merah
tersebut lalu disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 2500 rpm.
Selanjutnya supernatan yang terbentuk dibuang. Untuk melisiskan membran sel
dan membran nukleus sel darah putih yang terisolasi tadi, diberikan larutan pelisis
sel darah putih yang terdiri atas EDTA dan SDS (Sodium Dodecyl Sulfate) yang
berfungsi untuk merusak lipid pada membran sel sehingga leukosit hancur (Rybicki
& Purves 2005: 1; Harley 2005: 410).
Tahap selanjutnya yaitu purifikasi. Purifikasi bertujuan untuk membersihkan sel
darah putih dari zat-zat lainnya; Ke dalam larutan tadi kemudian diberikan RNAse
dan diinkubasi selama 15 menit pada suhu 37°C. Hal tersebut bertujuan untuk
mengoptimalkan kerja enzim yang sangat dipengaruhi oleh temperatur. Tahap
berikutnya yaitu presipitasi; Tahap presipitasi dilakukan dengan cara meneteskan
larutan presipitasi protein dan kemudian divortex yang bertujuan untuk
menghomogenkan larutan. Larutan presipitasi protein terdiri atas amonium asetat
yang jika berikatan dengan protein mengakibatkan terbentuknya senyawa baru
yang memiliki kelarutan yang lebih rendah, sehingga menyebabkan protein
mengendap. Larutan tersebut kemudian disentrifugasi kembali selama 15 menit
dengan kecepatan 3000 rpm. Supernatan yang berisi DNA kemudian dituangkan ke
dalam tabung berisi isopropanol dingin dan tabung dibolak-balik kembali dengan
gerakan angka 8. Pemberian isopropanol bertujuan untuk visualisasi DNA.
Selanjutnya tabung disentrifugasi kembali selama 5 menit dengan kecepatan 3000
rpm. Hasil dari sentrifugasi adalah terdapatnya pelet DNA pada dasar tabung yang
kemudian ditambahkan etanol 70% dan dibolak-balik kembali. Pemberian etanol
bertujuan untuk membersihkan DNA dari pengotor-pengotornya. Setelah tercampur,
tabung kemudian disentrifugasi kembali selama 5 menit dengan kecepatan 3000
rpm. Hasil akhirnya adalah DNA yang berada pada tepi dasar tabung. Langkah
akhirnya adalah dengan pemberian Tris-EDTA yang bertujuan untuk melarutkan
kembali DNA untuk dipreservasi (Harley 2005: 409--410; Lewiston 2002: 1--2).
Isolasi DNA genom buah pisang memiliki prinsip yang sama dengan isolasi DNA sel
darah putih. Langkah pertama adalah dengan memasukkan buah pisang ke dalam
blender dan blender selama 5 menit. Hasil blender kemudian ditambahkan air
dengan perbandingan 1:1 dan garam lalu diaduk selama 15 menit. Garam memiliki
fungsi yang sama dengan SDS pada isolasi DNA genom sel darah putih, yaitu untuk
memberikan kondisi ionik, sehingga reaksi berjalan lebih stabil. Campuran tersebut
kemudian disaring dengan corong dan ditambahkan isopropanol yang berfungsi
untuk memvisualisasikan DNA dan menetralkan (desalted) sebab isopropanol tidak
memiliki muatan, sedangkan DNA bermuatan negatif (-). Kemudian tabung
dibolak-balik untuk mendapatkan DNA. Akan tetapi, setelah diberikan Tris-EDTA,
yang didapat oleh praktikan hanyalah pengotor yang tidak larut di dalamnya. Hal ini
dapat terjadi karena kurang teliti dalam mengerjakan proses isolasi tersebut (Harley
2005: 410).

Kamis, 06 Desember 2012

fungsi dan sifat gen


Sifat-sifat gen
Gen-gen yang menampakkan senyawa kimia sebagai substansi hereditas mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
1. Sebagai zarah tersendiri yang terdapat dalam kromosom.
2. Mengandung informasi genetik.
3. Dapat menduplikasi diri saat terjadi pembelahan sel.
4. Mempunyai tugas khusus sesuai fungsinya.
5. Kerjanya ditentukan oleh susunan kombinasi basa nitrogennya.
Fungsi Gen
Gen merupakan substansi hereditas yang memiliki fungsi seperti berikut.
1. Menyampaikan informasi genetika dari generasi ke generasi.
2. Mengontrol dan mengatur metabolisme dan perkembangan tubuh.
Proses reaksi kimia dalam tubuh dapat terjadi secara berurutan. Pada setiap tahap reaksinya diperlukan enzim. Pembentukan dan pengontrolan kerja enzim tersebut dilakukan oleh gen. Pada proses perkembangan yang memerlukan hormon juga diatur oleh gen.
3. Menentukan sifat-sifat pada keturunannya. Seperti dicontohkan pada fakta di depan. Sifat-sifat tersebut dapat berupa warna kulit, bentuk rambut, bentuk badan, dan lain-lain.

manfaat genetika


Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, maka ilmu genetika dapat diterapkan di berbagai bidang, misalnya bidang pertanian, peternakan dan kesehatan. Penerapan tersebut di antaranya dilakukan melalui proses mutasi buatan, seleksi, dan penyilangan.

manfaat mutasi, misalnya tanaman poliploid memiliki ukuran yang lebih besar dan mempunyai sifat-sifat yang unggul, misalnya buah semangka berukuran besar dan tidak berbiji. Seleksi dan penyilangan (breeding) dilakukan untuk mencari keturunan yang memiliki sifat-sifat unggul, bertujuan untuk memperoleh hasil dengan mutu lebih baik. Misalnya pada tanaman tahan terhadap serangan hama dan penyakit, tubuhnya kokoh, masa berbuah dan berbunga cepat. Pada hewan dapat dipilih yang menghasilkan telur banyak tiap tahunnya, coba Anda beri contoh yang lainnya! Setelah mendapatkan karakter yang sesuai dengan keinginan, selanjutnya dilakukan penyilangan (breeding) dengan menerapkan hukum-hukum Mendel.

Di bidang kesehatan, ilmu genetika banyak digunakan untuk mendiagnosis suatu penyakit, dapat mencegah timbulnya penyakit menurun, dan mengobati suatu penyakit. Dengan demikian penyakit-penyakit yang menurun dapat dicegah serta kelainan-kelainan bawaan dapat dihindari. Ilmu genetika juga dapat digunakan untuk mengetahui penyakit–penyakit yang menurun, sehingga dapat digunakan untuk mencegah perkawinan yang mempunyai hubungan keluarga guna menghindari munculnya penyakit menurun.

struktur dan fungsi batang dikotil dan monokotil


1. Struktur batang
a. DIKOTIL
  • Epidermis, mengalami penebalan zat gabus dan kutikula, termodifikasi membentuk lenti sel.
  • Kortex, Jaringan parenkim dengan r. a.s. dan jaringan penguat dengan penebalannya.
  • Endodermis, mengandung zat tepung, terdapat floeterma (selaput tepung).
  • Silinder pusat, terdapat Berkas Pengangkutan (BP)/Jaringan Pengangkutan (JP) tipe kolateral terbuka. Terdapat empulur dan perisikel.
b. MONOKOTIL
  • Tidak mempunyai kambium
  • Pertumbuhannya terbatas
  • Ikatan pembuluh dengan tipe kolatral tertutup
  • Memiliki empulur dan sklerenkim
  • Epidermis dengan stomata dan bulu-bulu akar

bagian pada miskroskop beserta fungsi nya


Mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya.
bagian mikroskop beserta fungsi nya :




LENSA OKULER, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif
LENSA OBJEKTIF, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini  membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.
TABUNG MIKROSKOP (TUBUS), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.
MAKROMETER (PEMUTAR KASAR), makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat.
MIKROMETER (PEMUTAR HALUS), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer.
REVOLVER, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.
REFLEKTOR, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
DIAFRAGMA, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
KONDENSOR, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan.
MEJA MIKROSKOP, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati.
PENJEPIT KACA, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser.
LENGAN MIKROSKOP, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.
KAKI MIKROSKOP, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
SENDI INKLINASI (PENGATUR SUDUT), untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.

cabang-cabang biologi

1. Acarologi  , ilmu yang mempelajari tentang acarina (tungau)
1. Agronomi , ilmu yang mempelajari tentang tanaman budidaya
2. Algologi    , ilmu yang mempelajari tentang alga
3. Anatomi atau ilmu urai tubuh , ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tubuh
4. Anatomi Perbandingan, ilmu mengenai persamaan dan perbedaan anatomi dari makhluk hidup.
5. Anestesiologi, disiplin ilmu yang mempelajari penggunaan anestesi.
6. Apiari, ilmu yang mempelajari tentang lebah termasuk ternak lebah
7. Arachnologi, ilmu yang mempelajari tentang laba-laba.
8. Artrologi, ilmu yang mempelajari tentang sendi (penyakit sendi)
9. Bakteriologi, ilmu yang mempelajari tentang bakteri
10. Bioinformatika, ilmu yang mempelajari penerapan teknik komputasional untuk mengelola dan menganalisis informasi biologis
11. Biologi Molekuler, kajian biologi pada tingkat molekul
12. Biologi Reproduksi, cabang biologi yang mendalami tentang perkembangbiakan
13. Biokimia, kajian biologi yang mempelajari kimia makhluk hidup
14. Biofisika. cabang ilmu biologi yang mengkaji aplikasi aneka perangkat dan hukum fisika untuk menjelaskan aneka fenomena hayati atau biologi
15. Biogeografi, cabang dari biologi yang mempelajari tentang keaneka ragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu
16. Biostatistika, (gabungan dari kata biologi dengan statistika; kadang-kadang dirujuk sebagai biometri atau biometrika) adalah penerapan ilmu statistika ke dalam ilmu biologi
17. Bioteknologi, cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
18. Botani, Ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan
19. Bryologi, ilmu yang mempelajari tentang lumut
20. Dendrologi, ilmu yang mempelajari tentang pohon maupun tumbuhan berkayu lainnya, seperti liana dan semak
21. Dermatologi, ilmu yang mempelajari kulit dan penyakitnya
22. Ekologi, ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbale balik antara makhluk hidup dan lingkungannya
23. Epidemiologi, ilmu yang mempelajari tentang penularan penyakit
24. Embriologi, ilmu yang mempelajari tentang perkembangan embrio
25. Endokrinologi, ilmu yang mempelajari tentang hormone
26. Entomologi, Ilmu yang mempelajari tentang serangga
27. Etnobotani, ilmu yang mempelajari hubungan manusia dan tumbuhan
28. Etnozoologi, ilmu yang mempelajari hubungan manusia dan hewan
29. Etologi, cabang ilmu zoologi yang mempelajari perilaku atau tingkah laku hewan, mekanisme serta faktor-faktor penyebabnya
30. Eugenetika, ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat
31. Evolusi, ilmu yang mempelajari perubahan makhluk hidup dalam jangka panjang
32. Enzimologi, ilmu yang mempelajari tentang enzim
33. Farmakologi,ilmu yang mempelajari obat-obatan, interaksi dan efeknya terhadap tubuh manusia
34. Fikologi, Ilmu yang mempelajari tentang alga.
35. filogeni, kajian mengenai hubungan di antara kelompok-kelompok organisme yang dikaitkan dengan proses evolusi yang dianggap mendasarinya
36. Fisiologi, Ilmu yang mempelajari tentang faal/fungsi kerja tubuh
37. Fisioterapi, Ilmu yang mempelajari tentang pengobatan terhadappenderita yang mengalami kelumpuhan atau gangguan otot
38. Fitopatologi, cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari penyakit tumbuhan akibat serangan patogen ataupun gangguan ketersediaan hara
39. Gastrologi, ilmu yang mempelajari tentang salurang pencernaan, terutama lambung dan usus
40. Genetika, ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat
41. Genetika kuantitatif, Cabang genetika yang membahas pewarisan sifat-sifat terukur (kuantitatif atau metrik), yang tidak bisa dijelaskan secara langsung melalui hukum pewarisan Mendel
42. Genetika molukuler, cabang genetika yang mengkaji bahan genetik dan ekspresi genetik di tingkat subselular (di dalam sel)
43. Genetika , cabang genetika yang membahas transmisi bahan genetik pada ranah populasi
44. Ginekologi, ilmu yang khusus mempelajari penyakit-penyakit sistem reproduksi wanita (rahim, vagina dan ovarium)
45. Genomika, ilmu yang mempelajari tentang bahan genetik dari suatu organisme atau virus
46. Harpetologi, ilmu yang mempelajari reptilia dan ampibia (ular dan kadal)
47. Hematologi, ilmu yang mempelajari darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya
48. Histologi, ilmu yang mempelajari tentang jaringan
49. Higiene, ilmu yang mempelajari tentang kesehatan makhluk hidup
50. Ikhtiologi, Ilmu yang mempelajari tentang ikan
51. Imunologi, Ilmu yang mempelajari tentang sistem kekebalan (imun) tubuh
52. Kardiologi, ilmu yang mempelajari tentang jantung dan pembuluh darah
53. Karsinologi, ilmu yang mempelajari tentang crustacean
54. Limnologi, ilmu yang mempelajari tentang rawa
55. Malakologi, ilmu yang mempelajari tentang molusk
56. Mamologi, ilmu yang mempelajari tentang mammalia
57. Metabolomika, kajian dalam biologi molekular yang memusatkan perhatian pada keseluruhan produk proses enzimatik yang terjadi di dalam sel
58. Mikobiologi, ilmu yang mempelajari tentang jamur
59. Mikrobiologi, ilmu yang mempelajari tentang organism
60. Miologi, ilmu yang mempelajari tentang otot
61. Mirmekologi, ilmu yang mempelajari tentang rayap
62. Morfologi, ilmu yang mempelajari tentang bentuk atau ciri luar organisme
63. Nematologi, ilmu yang mempelajari tentang nematod
64. Nefrologi, cabang medis internal yang mempelajari fungsi dan penyakit ginjal
65. Neurologi, Ilmu yang menangani penyimpangan pada sistem sara
66. Organologi, ilmu yang mempelajari tentang organ
67. Onkologi, ilmu yang mempelajari tentang kanker dan cara pencegahannya
68. Ontogeni, Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan makhluk hidup dari zigot menjadi dewasa
69. Ornitologi, ilmu yang mempelajari tentang burung
70. Osteologi, ilmu yang mempelajari tentang tulang
71. Oftalmologi, ilmu yang mempelajari tentang mata ( penyakit mata )
72. Palaentologi, Ilmu yang mempelajari tentang fosil
73. Paleobotani, ilmu yang mempelajari tumbuhan masa lampau
74. Paleozoologi, ilmu yang mempelajari tentang hewan purba
75. Palinologi, ilmu yang mempelajari polinomorf yang ada saat ini dan fosilnya, diantaranya serbuk sari, sepura, dinoflagelata, kista, acritarchs, chitinozoa, dan scolecodont, bersama dengan partikel material organik dan kerogen yang terdapat pada sedimen dan batuan sedimen
76. Parasitologi, ilmu yang mempelajari tentang parasit
77. Patologi, ilmu yang mempelajari tentang penyakit
78. Patologi anatomi, ilmu yang mempelajari kelainan struktur mikroskopik dan makroskopik berbagai organ dan jaringan yang disebabkan penyakit atau proses lainnya
79. Patologi Klinik, ilmu yang mempelajari kelainan yang terjadi pada berbagai fungsi organ atau sistem organ
80. Pediatri, ilmu yang mempelajari masalah penyakit pada bayi dan anak
81. Philogeni, Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan makhlukhidup
82. Primatologi, ilmu yang mempelajari tentang primata
83. Proteomika, kajian secara molekular terhadap keseluruhan protein yang dihasilkan dari ekspresi gen di dalam sel.
84. Protozoologi, ilmu yang mempelajari tentang protozoa
85. Psikiatri, ilmu kedokteran jiwa
86. Pteridologi, ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan pak
87. Pulmonologi, ilmu yang mempelajari tentang paru-par
88. Radiologi, ilmu untuk melihat bagian dalam tubuh manusia menggunakan pancaran atau radiasi geombang, baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik
89. Reumatologi, ilmu yang ditujukan untuk diagnosis dan terapi kondisi dan penyakit yang mempengaruhi sendi, otot, dan tulang
90. Rekayasa Genetika, ilmu yang mempelajari tentang manipulasi sifat genetis
91. Rodentiologi, ilmu yang mempelajari tentang rodentia
92. Sitologi, ilmu yang mempelajari tentang sel
93. Sanitasi, ilmu yang mempelajari tentang lingkungan
94. Taksonomi, ilmu yang mempelajari tentang sistematika makhluk hidup
95. Teknik Biokimia, cabang ilmu dari teknik kimia yang berhubungan dengan perancangan dan konstruksi proses produksi yang melibatkan agen biologi
96. Teratologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan formasi dari sel, jaringan, dan organ yang dihasilkan dari perubahan fisiologi dan biokimia.
97. Toksikologi adalah pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh bahan kimia yang merugikan bagi organisme hidup.
98. Transkriptomika, bagian dari biologi molekular yang mengkaji tentang produk transkripsi secara keseluruhan (transkriptom)
99. Urologi, cabang ilmu kedokteran yang mencakup ginjal dan saluran kemih pada pria dan wan ita baik dewasa dan anak serta organ reproduksi pada pria
100. Virologi, ilmu yang mempelajari tentang virus
101. Zoologi, ilmu yang mempelajari tentang hewan

perbedaan coding dan non coding RNA

Coding RNA terdiri dari transkripton dan hanya terdiri dari satu kelas molekul yaitu: Messenger RNA (mRNAs), yang mentraskrip gen pengkode protein dan karenanya ditranslasi menjadi protein dalam tahapan selanjutnya pada ekspresi genom. mRNA ini sendiri berfungsi sebagai cetakan dalam sintesis protein, dan hanya mRNA yang akan diterjemahkan dalam protein, selain itu mRNA juga memiliki umur yang sangat pendek yaitu akan segera terdegradasi setelah sintesis.
Tipe yang kedua dari RNA adalah non-coding, ada dua tipe yaitu:
1. Transfer RNA (tRNA) yaitu molekul kecil yang terlibat dalam dalam sintesis protein.tRNA membawa asam amino dalam bentuk yang di aktifkan ke dalam ribosom untuk pembentukan ikatan peptida dalam suatu urutan yang ditentukan oleh mRNA sebagai cetakan.
2. Ribosomal RNA (rRNA) merupakan salah satu komponen utama Ribosom dan merupakan tipe RNA yang jumlahnya paling melimpah dalam sel serta menyusun sekitar 80% dari total RNA pada bakteri yang sedang aktif membelah. molekul ini merupakan struktur tempat berlangsungnya sintesis protein. Eukariot mempunyai tipe non-coding RNA lain yang distribusinya lebih terbatas, dan RNA non-codingnya pendek. tipe RNA non-coding ini biasanya di bagi dalam 3 kategori sesuai dengan lokasi utamanya di dalam sel yaitu :
· Small nuclear RNA (snRNA), disebut juga U-RNA karena kaya akan nukleotida uridin yang terlibat dalam pemrosesan mRNA.
· Small nucleolar RNA (snoRNA), yang berperan penting dalam pemrosesan molekul rRNA.
· Small cytoplasmic RNA (scRNA), merupakan kelompok molekul yang sebagian fungsinya sudah diketahui dan sebagian lagi masih misteri.
Dari uraian tersebut dapat kita simpulkan beberapa kesimpulan, yang membedakan antara coding RNA dan non-coding RNA adalah :
1. Pada coding RNA terdiri dari transkripton dan hanya terdiri dari dari satu kelas molekul yaitu : Messenger RNA (mRNAs) sedangkan pada non-coding RNA baik pada prokariot maupun eukariot terdapat dua tipe yaitu: Ribosomal RNA (rRNA) dan Transfer RNA (tRNA).
2. mRNA, tRNA maupun rRNA sama-sama berperan dalam proses translasi tetapi hanya mRNA yang diterjemahkan dalam protein.
3. mRNA berfungsi sebagai cetakan sintesis protein, dan tRNA berfungsi sebagai pembawa asam amino ke ribosom untuk dirangakai dengan urutan yang sesuai dengan sekuens nukleotida pada mRNA yang sedang di translasi, sedangkan rRNA merupakan komponen penyusun ribosom yang merupakan struktur tempat berlangsungnya sintesis protein.
4. pada RNA non-coding yang lebih terbatas distribusinya di bagi menjadi 3 kategori sesuai dengan lokasi utamanya dalam sel yaitu: small nuclear RNA (snRNA), small nukeolar RNA (snoRNA), small cytoplasmic RNA (scRNA).